Frase, Klausa, dan Kalimat

 

A.      Frase

Frase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. Misalnya: akan datang, kemarin pagi, yang sedang menulis.

Dari batasan di atas dapatlah dikemukakan bahwa frase mempunyai dua sifat, yaitu

a.       Frase merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih.

b.       Frase merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa, maksudnya frase itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa yaitu: S, P, O, atau K.

Macam-macam frase:

A.       Frase endosentrik

Frase endosentrik adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Frase endosentrik dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:

1.       Frase endosentrik yang koordinatif, yaitu: frase yang terdiri dari unsur-unsur yang setara, ini dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur itu dihubungkan dengan kata penghubung.

Misalnya:       kakek-nenek                         pembinaan dan pengembangan

                laki bini                                  belajar atau bekerja

2.       Frase endosentrik  yang atributif, yaitu frase yang terdiri dari unsur-unsur yang tidak setara. Karena itu, unsur-unsurnya tidak mungkin dihubungkan.

Misalnya:       perjalanan panjang

                hari libur

Perjalanan, hari merupakan unsur pusat, yaitu: unsur yang secara distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atributif.

3.       Frase endosentrik yang apositif: frase yang atributnya berupa aposisi/ keterangan tambahan.

Misalnya: Susi, anak Pak Saleh, sangat pandai.

Dalam frase Susi, anak Pak Saleh secara sematik unsur yang satu, dalam hal ini unsur anak Pak Saleh, sama dengan unsur lainnya, yaitu Susi. Karena, unsur anak Pak Saleh dapat menggantikan unsur Susi. Perhatikan jajaran berikut:

Susi, anak Pak Saleh, sangat pandai

Susi, …., sangat pandai.

…., anak Pak Saleh sangat pandai.

Unsur Susi merupakan unsur pusat, sedangkan unsur anak Pak Saleh merupakan aposisi (Ap).

B.       Frase Eksosentrik

Frase eksosentrik ialah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya.

Misalnya:

Siswa kelas 1A sedang bergotong royong di dalam kelas.

Frase di dalam kelas tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Ketidaksamaan itu dapat dilihat dari jajaran berikut:

                        Siswa kelas 1A sedang bergotong royong di ….

                        Siswa kelas 1A sedang bergotong royong …. kelas

C.      Frase Nominal, frase Verbal, frase Bilangan, frase Keterangan.

1.       Frase Nominal: frase yang memiliki distributif yang sama dengan kata nominal.

                Misalnya: baju baru, rumah sakit

2.       Frase Verbal: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan golongan kata verbal.

                Misalnya: akan berlayar

3.       Frase Bilangan: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata bilangan.

                Misalnya: dua butir telur, sepuluh keping

4.       Frase Keterangan: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata keterangan.

                Misalnya: tadi pagi, besok sore

5.       Frase Depan: frase yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti oleh kata atau frase sebagai                aksinnya.

                Misalnya: di halaman sekolah, dari desa

D.      Frase Ambigu

Frase ambigu artinya kegandaan makna yang menimbulkan keraguan atau mengaburkan maksud kalimat. Makna ganda seperti itu disebut ambigu.

Misalnya: Perusahaan pakaian milik perancang busana wanita terkenal, tempat mamaku bekerja, berbaik hati mau melunaskan semua tunggakan sekolahku.

Frase perancang busana wanita dapat menimbulkan pengertian ganda:

1.       Perancang busana yang berjenis kelamin wanita.

2.       Perancang yang menciptakan model busana untuk wanita.

 

B.            Klausa

Klausa adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) baik disertai objek (O), dan keterangan (K), serta memilki potensi untuk menjadi kalimat. Misalnya: banyak orang mengatakan.

Unsur inti klausa ialah subjek (S) dan predikat (P).

Penggolongan klausa:

1.       Berdasarkan unsur intinya

2.       Berdasarkan ada tidaknya kata negatif yang secara gramatik menegatifkan predikat

3.       Berdasarkan kategori kata atau frase yang menduduki fungsi predikat

 

C.      Kalimat

a.       Pengertian

Kalimat adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang mengandung pikiran yang lengkap dan punya pola intonasi akhir.

                Contoh: Ayah membaca koran di teras belakang.

b.       Pola-pola kalimat

Sebuah kalimat luas dapat dipulangkan pada pola-pola dasar yang dianggap menjadi dasar pembentukan kalimat luas itu.

1.       Pola kalimat I = kata benda-kata kerja

Contoh: Adik menangis. Anjing dipukul.

Pola kalimat I disebut kalimat ”verbal”

2.       Pola kalimat II = kata benda-kata sifat

Contoh: Anak malas. Gunung tinggi.

Pola kalimat II disebut pola kalimat ”atributif”

3.       Pola kalimat III = kata benda-kata benda

Contoh: Bapak pengarang. Paman Guru

Pola pikir kalimat III disebut kalimat nominal atau kalimat ekuasional. Kalimat ini mengandung kata kerja bantu, seperti: adalah, menjadi, merupakan.

4.       Pola kalimat IV (pola tambahan) = kata benda-adverbial

Contoh: Ibu ke pasar. Ayah dari kantor.

Pola kalimat IV disebut kalimat adverbial

 

D.      Jenis Kalimat

1.       Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti pembentukan kalimat (subjek dan predikat) dan boleh diperluas dengan salah satu atau lebih unsur-unsur tambahan (objek dan keterangan), asalkan unsur-unsur tambahan itu tidak membentuk pola kalimat baru.

 

Kalimat Tunggal

Susunan Pola Kalimat

Ayah merokok.

Adik minum susu.

Ibu menyimpan uang di dalam laci.

S-P

S-P-O

S-P-O-K

 

2.       Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk dapat terjadi dari:

a.       Sebuah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sedemikian rupa sehingga perluasan itu membentuk satu atau lebih pola kalimat baru, di samping pola yang sudah ada.

Misalnya:       Anak itu membaca puisi. (kalimat tunggal)

Anak yang menyapu di perpustakaan itu sedang membaca puisi.

(subjek pada kalimat pertama diperluas)

b.       Penggabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal sehingga kalimat yang baru mengandung dua atau lebih pola kalimat.

Misalnya:       Susi menulis surat (kalimat tunggal I)

Bapak membaca koran (kalimat tunggal II)

                    Susi menulis surat dan Bapak membaca koran.

Berdasarkan sifat hubungannya, kalimat majemuk dapat dibedakan atas kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.

1)       Kalimat majemuk setara

Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antara pola-pola kalimatnya sederajat. Kalimat majemuk setara terdiri atas:

a.       Kalimat majemuk setara menggabungkan. Biasanya menggunakan kata-kata tugas: dan, serta, lagipula, dan sebagainya.

        Misalnya: Sisca anak yang baik lagi pula sangat pandai.

b.       Kalimat majemuk serta memilih. Biasanya memakai kata tugas: atau, baik, maupun.

                        Misalnya: Bapak minum teh atau Bapak makan nasi.

c.        Kalimat majemuk setara perlawanan. Biasanya memakai kata tugas: tetapi, melainkan.

                        Misalnya: Dia sangat rajin, tetapi adiknya sangat pemalas.

 

2)       Kalimat majemuk bertingkat

Kalimat majemuk yang terdiri dari perluasan kalimat tunggal, bagian kalimat yang diperluas sehingga membentuk kalimat baru yang disebut anak kalimat. Sedangkan kalimat asal (bagian tetap) disebut induk kalimat. Ditinjau dari unsur kalimat yang mengalami perluasan dikenal adanya:

a.             Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat penggati subjek.

Misalnya:       Diakuinya  hal itu

                                P             S

                        Diakuinya bahwa ia yang memukul anak itu.

                                            anak kalimat pengganti subjek

b.             Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti predikat.

Misalnya:       Katanya begitu

                        Katanya bahwa ia tidak sengaja menjatuhkan gelas itu.

                                                anak kalimat pengganti predikat

c.              Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti objek.

Misalnya:       Mereka sudah mengetahui hal itu.

                                S             P                             O

                        Mereka sudah mengetahui bahwa saya yang mengambilnya.

                                                                                anak kalimat pengganti objek

d.             Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti keterangan.

Misalnya:       Ayah pulang malam hari

                            S        P             K

Ayah pulang ketika kami makan malam

                        anak kalimat pengganti keterangan

3)           Kalimat majemuk campuran

Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk hasil perluasan atau hasil gabungan beberapa kalimat tunggal yang sekurang-kurangnya terdiri atas tiga pola kalimat.

Misalnya: Ketika ia duduk minum-minum, datang seorang pemuda berpakaian bagus, dan menggunakan kendaraan roda empat.

                        Ketika ia duduk minum-minum

                                                                                pola atasan

                                                        datang seorang pemuda berpakaian bagus

                                                                                pola bawahan I

                                                        datang menggunakan kendaraan roda empat

                                                                                pola bawahan II

                                                                                

3. Kalimat Inti, Luas, dan Transformasi

a.       Kalimat inti

Kalimat inti adalah kalimat mayor yang hanya terdiri atas dua kata dan sekaligus menjadi inti kalimat.

Ciri-ciri kalimat inti:

1)       Hanya terdiri atas dua kata

2)       Kedua kata itu sekaligus menjadi inti kalimat

3)       Tata urutannya adalah subjek mendahului predikat

4)       Intonasinya adalah intonasi ”berita yang netral”. Artinya: tidak boleh menyebabkan perubahan atau pergeseran makna laksikalnya..

b.       Kalimat luas

Kalimat luas adalah kalimat inti yang sudah diperluas dengan kata-kata baru sehingga tidak hanya terdiri dari dua kata, tetapi lebih.

c.        Kalimat transformasi

Kalimat transformasi merupakan kalimat inti yang sudah mengalami perubahan atas keempat syarat di atas yang berarti mencakup juga kalimat luas. Namun, kalimat transformasi belum tentu kalimat luas.

Contoh kalimat  Inti, Luas, dan Transformasi

a.       Kalimat Inti. Contoh: Adik menangis.

b.       Kalimat Luas. Contoh: Radha, Arief, Shinta, Mamas, dan Mila sedang belajar dengan serius, sewaktu pelajaran matematika.

c.        Kalimat transformasi. Contoh:

i)         Dengan penambahan jumlah kata tanpa menambah jumlah inti, sekaligus juga adalah kalimat luas: Adik menangis tersedu-sedu kemarin pagi.

ii)       Dengan penambahan jumlah inti sekaligus juga adalah kalimat luas: Adik menangis dan merengek kepada ayah untuk dibelikan komputer.

iii)      Dengan perubahan kata urut kata. Contoh: Menangis adik.

iv)      Dengan perubahan intonasi. Contoh: Adik menangis?

4. Kalimat Mayor dan Minor

a.       Kalimat mayor

Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur inti.

Contoh:          Amir mengambil buku itu.

Arif ada di laboratorium.

Kiki pergi ke Bandung.

Ibu segera pergi ke rumah sakit menengok paman, tetapi ayah menunggu kami di rumah Rati karena kami masih berada di sekolah.

b.       Kalimat Minor

Kalimat minor adalah kalimat yang hanya mengandung satu unsur inti atau unsur pusat. 

    Contoh:          Diam!

Sudah siap?

Pergi!

Yang baru!

Kalimat-kalimat di atas mengandung satu unsur inti atau unsur pusat.

Contoh: Amir mengambil.

Arif ada.

Kiki pergi

Ibu berangkat-ayah menunggu.

Karena terdapat dua inti, kalimat tersebut disebut kalimat mayor.

5. Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat berisikan gagasan pembicara atau penulis secara singka, jelas, dan tepat.

Jelas      : berarti mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.

Singkat  : hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata.

Tepat     : sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.

Kalimat Tidak Efektif

Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada kalimat efektif.

Sebab-Sebab Ketidakefektifan Kalimat

1.       kontaminasi= merancukan 2 struktur benar  1 struktur salah

contoh:

        diperlebar, dilebarkan  diperlebarkan (salah)

        memperkuat, menguatkan  memperkuatkan (salah)

        sangat baik, baik sekali  sangat baik sekali (salah)

        saling memukul, pukul-memukul  saling pukul-memukul (salah)

        Di sekolah diadakan pentas seni. Sekolah mengadakan pentas seni  Sekolah mengadakan pentas seni (salah)

2.       pleonasme= berlebihan, tumpang tindih

contoh :

        para hadirin (hadirin sudah jamak, tidak perlu para)

        para bapak-bapak (bapak-bapak sudah jamak)

        banyak siswa-siswa (banyak siswa)

        saling pukul-memukul (pukul-memukul sudah bermakna ‘saling’)

        agar supaya (agar bersinonim dengan supaya)

        disebabkan karena (sebab bersinonim dengan karena)

3.       tidak memiliki subjek

contoh:

        Buah mangga mengandung vitamin C.(SPO) (benar)

        Di dalam buah mangga terkandung vitamin C. (KPS) (benar) ??

        Di dalam buah mangga mengandung vitamin C. (KPO) (salah)

4.       adanya kata depan yang tidak perlu

        Perkembangan  daripada teknologi informasi sangat pesat.

        Kepada siswa kelas I berkumpul di aula.

        Selain daripada bekerja, ia juga kuliah.

5.       salah nalar

        waktu dan tempat dipersilahkan. (Siapa yang dipersilahkan)

        Mobil Pak Dapit mau dijual. (Apakah bisa menolak?)

        Silakan maju ke depan. (maju selalu ke depan)

        Adik mengajak temannya naik ke atas. (naik selalu ke atas)

        Pak, saya minta izin ke belakang. (toilet tidak selalu berada di belakang)

        Saya absen dulu anak-anak. (absen: tidak masuk, seharusnya presensi)

        Bola gagal masuk gawang. (Ia gagal meraih prestasi) (kata gagal lebih untuk subjek bernyawa)

6.       kesalahan pembentukan  kata

        mengenyampingkan seharusnya mengesampingkan

        menyetop seharusnya menstop

        mensoal seharusnya menyoal

        ilmiawan seharusnya ilmuwan

        sejarawan seharusnya ahli sejarah

7.       pengaruh bahasa asing

        Rumah di mana ia tinggal … (the house where he lives …) (seharusnya tempat)

        Sebab-sebab daripada perselisihan … (cause of the quarrel) (kata daripada dihilangkan)

        Saya telah katakan … (I have told) (Ingat: pasif persona) (seharusnya telah saya katakan)

8.       pengaruh bahasa daerah

        … sudah pada hadir. (Jawa: wis padha teka) (seharusnya sudah hadir)

        … oleh saya. (Sunda: ku abdi) (seharusnya diganti dengan kalimat pasif persona)

        Jangan-jangan … (Jawa: ojo-ojo) (seharusnya mungkin)

.

E.       Konjungsi

Konjungsi antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf.

Konjungsi atau kata sambung adalah kata-kata yang menghubungkan bagian-bagian kalimat, menghubungkan antarkalimat, antarklausa, antarkata, dan antarparagraf.

1.        Konjungsi antarklausa

a.       Yang sederajat: dan, atau, tetapi, lalu, kemudian.

b.       Yang tidak sederajat: ketika, bahwa, karena, meskipun, jika, apabila.

2.        Konjungsi antarkalimat: akan tetapi, oleh karena itu, jadi, dengan demikian.

3.       Konjungsi antarparagraf: selain itu, adapun, namun.

 

87 Tanggapan to “Frase, Klausa, dan Kalimat”

  1. terimakasih, informasinya banyak membantu.
    mohon penjelasan untuk penulisan bilangan bertingkat, misalnya pertama, kedua (atau ke-dua) dst.
    juga bagaimana panduan menuliskan angka, misalnya 150.
    (ditulis seratus lima puluh atau digabung menjadi seratus limapuluh)
    terimakasih sebelumnya.

  2. wah makasih ya, ini sangat membantu saya dalam menyelesaikan tugas bahasa indonesia

  3. Arigatou…
    makasih banget …
    semua ini benar-benar menolongku dalam tugas sekolah… 🙂

  4. fiuuuhh .. !!
    makasiii banyaak yaa 🙂
    amat sangaat membantuu ..
    mau uas ginii, kekuurangan panduan istilaah dan teorii ..
    tapiii
    untung nemuiin blog ini ..
    hhhoho
    terimakasihh banyaak ^^

  5. Terima Kasih, informasi yang anda sampaikan diatas adalah materi-materi yang telah saya lewatkan semasa duduk dibangku sekolah, saat SD. Sebab, dulunya, saya tergolong murid malas dan kurang mengapresiasi Pelajaran Bahasa Indonesia. 🙂

    Salam kenal,
    Jerry gogapasha, Surabaya

  6. haduuh..akhirnya tugasnya ketemu juga..
    trims..^_^

  7. thanks yewh atas infonyaaaaaaaaaa

  8. makasih banget
    hebat banget informasinya
    soal nya susah nyarinya
    di situs lain

  9. thanx alot .
    membantu akk banget

    super lengkap lagi .
    pdhl akk nyari ny cuma trasformasi … eww , malah dpt ilmu bnyk 😀

  10. sumpah.. sangat membantu.. makasih banget.. tak doain yang bikin masuk surga..!!!

  11. adinda martiansyah Says:

    thanks bgt nih infonya…

    sangt membantu saya,,,membuat makalah,,,

    skali lgy thamks yaa…

  12. makasih….

  13. Ia masuk surga….Informasinya memuaskan….serasa lo emang masuk surga…sekarang..weq^^v

  14. mkcie tas infox

  15. maulina sagala Says:

    makacieh yach k…………………………………………………………………………..
    uli seneng bgdzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz

  16. Thank,sangat membantu buange…………………t

  17. makasih banyak yupz, numpang ngopy jg ya hehehe

  18. alhmdulillah……
    bsok ulangan, doain sukses yach!!!!!1

  19. danke….gut..

  20. Makasih…. ^^

  21. thx”s btg ych coz dah bntu tgs aq and mgrnagi beban pikiran…………………………………..cayo,,,,,,,,

  22. thx”s btg ych coz dah bntu tgs aq and mengurangi beban pikiran…………………………………..cayo,,,,,,,,

  23. Syamfa Agny Anggara Says:

    terimakasih ustad saya jadi lebih mengerti…..

  24. hmmm… terimakasih yaa temann…. wowowww sangat membantuku yg lagi menghadapi ujian

  25. Pak, pmbahasan klausanya kurang …

  26. alimin malonda Says:

    timaksih atas sgla info yg da, sbsb dgn hal ni akn menambah wawasan kami sebagai mahasiswa terutama saya pribadi.hmmmmm……yah itung2 bisa menyelesaikan satu tgs lagi gitu loh

  27. pak, saya ingin menyanggah bebearpa pernyataan Bapak di blog ini..
    apakah benar unsur inti klausa itu S dan P? Bukan hanya P saja?

  28. BLOG MU SANGAAAAT MEMBANTU……………

    TERIMAKASIH BANYAK!!!

  29. Bagus sekali isi materinya, terima kasih sudah meringankan beban adik qu.. lanjutkan tentang wawasan kita di dunia internet…

  30. boleh tukeran link?

  31. MAKASIH YA,….
    NI MEMBANTU SAYA BANGET NYELESAIKAN TUGAS SEMESTER,………

  32. imam taufiq Says:

    terimakasih atas materi yang telah bapak berikan….ini sangat membantu saya untuk mencari referensi yang sy btuhkan…..tapi bukanya unsur Inti klausa itu hanya cukup P nya saja?

  33. ok n makasih…..

  34. makasi banyak y.. kebetulan nii bru aja dpt tugas ttg frase.. 🙂

  35. Hafizah Khairina Says:

    informasinya sangat memuaskan, jadi mudah ngerjain tugas,,,,hehehe. ….

  36. dinar mutzzz Says:

    makasi yaa..
    atas informasinya….

  37. DUhhhhhhhh
    THX BGTTTTT
    Klo anda ada di sni. .Udah aq cium lo
    hahahahahahaha

  38. luh himmatul khoiro Says:

    terimakasih informasianya,,,,,,…………

  39. makasi ya blognya ngebantu banget

  40. kalau perlu semua materi indo yg berkaitan dg sintaksis n kesalahan berbahasa dimasukkan juja disini.key nnnn trimmms

  41. makasig banyak atas infonya….. sangat membantu sekali

  42. thedkone Says:

    makasih kk..

  43. Syukran katsiran,penjelasan ini bantu saya untuk persiapan ujian semster.

  44. pak boleh add email bapak ke face book saya karena saya butuh bgtz pembahasan mengenai frasa,kalimat,klausa karena saya mau ujian bln ini. terimaksih byk sebelumnya

  45. ndhieezs Says:

    makkaasssiiihh banyyaaaak…,
    semua penjelasannya maknyoss pisanlah,,
    ,
    jadi saya ga bakalan kena marah bpk.donny lagi deh,.
    ahahahha..,
    ^^v

  46. Oke baangget infonya

  47. thaks for all my friends……… n_n

  48. thx y….

    q jdi bz ngerjain PR

    🙂

  49. meskipun g’punya buku namun ini sangat mmbntuku mnylesaikan yugas kuw…
    yanks yah,,,,

  50. ok thamks

  51. woooooooooooooooooiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii

  52. agussetiawan Says:

    alhamdulilah tugas ku dan selesaiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii

  53. makasih ea,,,,,

  54. ulan bieber Says:

    wow……….thanks GOD….

  55. thank’s bgt deskripsi ini sgt mmbntu aq dlm mgerjakan tugS

  56. thank’s for you atas bntua’ya

  57. masstarik Says:

    thx banget…..
    tulisannya bagus, XD
    ijin salin buat bahan di kampus.

  58. Susanti Punusingon Says:

    Thanx yach…

  59. Ngaso Sajenak Says:

    makasih banyak pak.bu,
    nanti jam ke dua saya ada test Bhs. Indonesia dan materinya adalah yang diatas….

    blogwalking ya
    http://fiddinaja.wordpress.com
    http://fiddinaja.blogspot.com

  60. Asis Nojeng Says:

    Terima ksh, tulisan anda sangat bermanfaat bagi saya dan mereka.

  61. Putri Mardha Says:

    Setahu saya yg tepat itu frasa, bukan frase. Tulisannya membantu banyak orang.

  62. frida sulistiawaty Says:

    kalau kalimat tidak langsung itu masuk dlm linguistik aph??
    bisa bantu saya untuk mengkontrastifkannya dgn baasa jerman gg??
    krn itu judul skripsi saya…
    makasih

    • ya kajiannya sama di sintaksis. linguistik itu ilmu bahasa di seluruh dunia. lingusitik itu ada mikrolinguiostik dan makrolinguistik. mikrolinguistik mencakup teori linguistik (fonologi, morfologi, semantik, dan sintaksis) … . makrolinguistik mencakup mekanolinguistik, … .

      • frida sulistiawaty Says:

        dr beberapa kalimat diatas koq ga dibahas ttg kalimat tdk langsung???
        bsa kasih tau gg referensi buku2 apa saja yg membahas tentang struktur kalimat tidak langsung??

      • Salam kenal 🙂
        Bolehkah saya jawab? Struktur kalimat langsung-tak langsung dikaji dlm sintaksis tapi dua istilah itu agaknya dibedakan dlm pragmatik (penerapan) karena berkaitan dg deiksis persona yg referennya selalu berubah-ubah, bergantung pd siapa yg mengucapkan dan berbicara kpd siapa. Itu sebabnya pronomina persona dianggap kelas kata tertutup. Adapun Sintaksis masih berupa tataran tatabahasa secara formal (belum dimaknai, belum diterapkan). Untuk pemaknaan masuk ke dalam semantik dan penerapannya dilihat pragmatik.

  63. thanks 4 the information

  64. Nice thread…

  65. ooooooooooooooooooooooooo
    Untung ad D sni PR Qw
    KLo gk Bisa DI Mrah’in am Guru
    ternyara ad sni
    besok Gk jadi Di jemurr
    HAHAHAHAHAHHAA

  66. makasih sangat membantu tugas saya!!!

  67. Apakah “teknologi sederhana” dan “risiko kecil” termasuk frase..?

  68. Yantie Smiles Says:

    Makasih ya, sudah membantu skripsi saya.. 🙂

  69. makasih sudah bntu tgas skolah saya….. terima kasihhhh…. ^__^

  70. Ternyata Bahasa Indonesia kompleks sekali..
    Ndak gampang..
    Makasii atas uploadan-nya..
    🙂

  71. thanks a lot. mudah-mudahan bahasa indonesia tidak saja mengadopsi kaidah-kaidah bahasa asing yang dipaksakan.

  72. mkachi tas infox.

  73. ternyata saya baru paham frase dari inggris ke indonesia dulu??? kok iso yah????

  74. mira anjani Says:

    umm, makasi banyak buat ilmu.a ..
    jangan bosen yah mmperbanyak wawasan ttg b.indo lagi 🙂

  75. Terimakasih yah materinya sesuai dengan yang saya cari 🙂

  76. rimaksh bnyak atas semua mteri ini krna sngt mmbantu skli untuk mngrjakan tgs aku. stu lagi klo ada brikan contoh sebnyaknya lgi tntng kalimat PDKI nya. biar tmbh mdah lgi

  77. terimakasih banyak! 😀

  78. dandelion Says:

    terimakasih. 🙂

  79. terima kasih banyak ,ini sangat membantu saya dalam proses pembelajaran.

Tinggalkan Balasan ke Neza Batalkan balasan